04 Agustus 2009

Bekatul pun Bisa Jadi Makanan Bergengsi

BEKATUL selama ini lebih banyak dimanfaatkan untuk makanan ayam atau unggas dan hewan ternak lainnya. Sehingga limbah dari penggilingan padi menjadi beras tersebut lebih dikenal sebagai makanan binatang. Tapi jangan menyepelekan bekatul. Karena kandungan gizi bekatul sebenarnya jauh melebihi beras. Dan ternyata juga bisa diolah menjadi makanan bergengsi sehingga baik pula untuk dikonsumsi manusia.
Seperti yang dilakukan sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian UGM. Mereka membuat aneka kue berbahan dasar bekatul, seperti brownies, tart, cookies dan muffin. Rasanya tetap lezat, tidak apek dan nyaris tak berasa bekatulnya. Dan yang pasti menjadi menu bergizi tinggi.
"Dengan memanfaatkan bekatul berarti pula mengurangi ketergantungan kita terhadap impor gandum. Karena sebagian kue, bahan pembuatannya sudah seratus persen dari bekatul. Sebagian lainnya masih menggunakan gandum dengan proporsi kurang dari 50 persen," kata Maula Paramita didampingi Uun Agung Prasetya, keduanya mahasiswa Fakultas Pertanian UGM.
Komposisi seratus persen bekatul, jelas Maula, digunakan untuk jenis kue-kue basah seperti brownies. Sedangkan untuk kue kering, misalnya cookies, masih menggunakan gandum sekitar 30 persen. Sebab pada kue kering, aroma bekatul lebih terasa sensitif dibanding pada kue basah.
Tak puas hanya sekadar bisa membuat kue unik dan bergizi dari bekatul, Maula dan Uun bertekad untuk memasyarakatkannya. Lebih dari itu, mereka ingin menggarapnya serius sebagai ladang wirausaha. Untuk mendongkrak pemasaran, mereka menggandeng bapak angkat yang telah terlebih dahulu mapan dalam bisnis roti.
Melalui seorang teman, akhirnya mereka bertemu dengan H Buchori AZ (40), pemilik usaha roti Aflah di Jalan Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta. Kue buatan para mahasiswa tersebut dipasarkan melalui outlet Aflah. Tak hanya urusan pemasaran, Buchori juga memfasilitasi tempat dan alat untuk memroduksi kue-kue tersebut.
"Saya juga bertekad, para mahasiswa ini sudah harus punya usaha sendiri sebelum mereka lulus. Saya sudah cukup senang melihat mereka kreatif. Oleh sebab itu saya juga terus memotivasi para mahasiswa ini untuk menjadi wirausahawan mandiri," papar Buchori.
Lantaran bekatul pula, Maula dan Uun serta dua teman lainnya dalam satu tim lolos seleksi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang digelar di Unibraw Malang 21-25 Juli 2009. Mereka menjadi bagian dari 270 tim yang diberi kesempatan untuk mempresentasikan karyanya setelah bmenyisihkan 12.600 proposal lain.
Sejumlah sumber menyebutkan, bekatul mengandung banyak zat gizi. Antara lain
protein, mineral, lemak (Asam lemak esensial), Phytosterois, Polyphenols, Phospholipids, Beta-Sitosterol, Co-Enzyme Q10, Omega 3 Fatty Acids, Omega 6 Fatty Acids dan Oleic Acid. Selain itu juga mengandung Dietary Fibers (Serat pencernaan dengan kandungan hemiselulosa yang tinggi, Vitamin E kompleks/Antioksidan (Tocopherols, Tocotrienols dan Gamma-Oryzanol), Vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B5, B6 dan Vitamin B15/Vital Antioksidan)
Dengan kandungan vitamin dan zat gizi itu bekatul bisa membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Seperti diabetes melitus, hipertensi, kolesterol, pengapuran darah, jantung, asma, encok, gairah sex menurun, pusing karena tekanan darah rendah, gangguan perncernaan, penuaan dini, kegemukan, haid tak teratur, kista. Serta bisa meningkatkan kesuburan pada pria dan wanita. (Aks)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar